Sobat gapakin mari kita awali bahasan ini dengan menyusuri liku liku makna yang penuh ke indahan yang Alloh tuangkan dalam Alqur'an :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah:168)
Sobat, kita sering mendengar orang bilang mencari yang haram saja susah apalagi yang halal, masyaAlloh, ungkapan semacam itu sebenarnya hanya menunjukkan kebodohan yang mengucapkanya, bagaimana tidak, karena ketika seseorang memutuskan untuk memilih yang halal pada saat itu dia telah memilih kemenangan daripada kehancuran..
tidak cukupkah buat kita bagaimana Rosululloh dan para sahabat memberi tauladan berjuang sedemikian rupa untuk menjadikan setiap suap dan tetes air yang masuk ke dalam perut adalah sesuatu yang halal, Abu bakar misalnya, pernah memasukkan jarinya ke mulutnya agar makanan yang masuk ke perutnya bisa keluar lagi hanya gara gara beliau habis memakan makanan yang di dapat dari ajudanya yang menurut pengakuan sang ajudan di dapat dari meruqyah.
Sobat, ketika kita memasukkan barang haram kedalam tubuh kita maka sesungguhnya kita sedang membuat sekat dengan Alloh SWT. karena barang haram yang tumbuh di tubuh manusia membuat doa tertolak.
mungkin anda masih ingat bagaimana pula ayahandanya imam Syafi'i ketika muda pernah memakan buah apel yang ia temukan di sungai, namun kesadran imanya kemudian menolak apa yang sudah terlanjur ia makan tersebut, dan akhirnya ia memutuskan untuk menyusuri hulu sungai guna meminya kehalalan dari sang empunya buah, subhnalloh, dan dari kesungguhanya mencari yang halal itulah Alloh hadiahi dia seorang putra yang kelakmenjadi Ulama sholeh yang kita kenal dengan Imam syafi'i.
semoga tulisan singkat ini menginspirasi kita, untuk benar benar berusaha menghalalkan setiap yang masuk ketubuh kita
Posting Komentar